Waktu di Jogja |
Hei gadis cantikku,
Tiga hari lagi umurmu genap 18 bulan. Satu setengah tahun. Waktu berjalan cepat sekali ya? Kamu makin hari makin menggemaskan. Makin pintar, makin lucu. Badanmu tetap mungil. Kecil untuk ukuran anak seumuranmu. Bulan lalu waktu di Jogja, timbanganmu hanya 8,7 kg, sementara anak seumuranmu lainnya di atas 9 kg beratnya. Ah, tidak apa-apa. Yang penting kamu sehat dan aktif.
Kamu makin tidak bisa diam. Berlari kesana kemari, membongkar barang, berceloteh, main sembunyi-sembunyi, ribut sekali. Kamu sudah bisa mengucapkan beberapa kata, meskipun masih kurang jelas. Kamu sudah bisa panggil Papa dan Mama, meskipun sebenarnya Ibu lebih suka dipanggil "Ibu". Kamu sudah bisa bilang "minum", "mamam", "kaki", "kikkak" (maksudnya cicak), "enyak" (enak), "gakuh" (jatuh), "duduk", "boa" (bola), "manyi" (mandi), "bebek", "kake" (sate), "pake papu" (pake sepatu), "nda ada", "napapa" (nda apa-apa), "bobok", "abis", "angi" (lagi), dan beberapa kata lagi. Kamu bahkan sudah bisa merangkai kalimat, meskipun baru sebatas "Papa, mau minyum", atau "Mama, mau mamam". Kalau kamu sudah kenyang, atau tidak mau makan, kamu akan geleng-geleng sambil bilang "emoh mamam". Yang paling lucu, kamu sudah bisa jahil. Kamu bilang "kikkak...kikkak!" sambil menunjuk ke atas. Ketika ditanya, "mana cicaknya?", dengan senyum iseng kamu jawab, "nda ada..". Lucu sekali kamu, Kirana...
Kamu makin responsif terhadap musik. Kamu suka mendengarkan musik keras-keras. Bahkan kamu sudah tahu bagaimana memperbesar volume speaker. Lalu otomatis badanmu akan bergoyang-goyang ikut irama. Minimal kakimu yang akan mengetuk-ngetuk lantai.
Kamu mulai keras kepala. Kalau punya kemauan, kamu akan pertahankan. Kalau tidak kesampaian, kamu akan marah. Tapi marahmu tidak lama, karena begitu ada hal lain yang menarik perhatianmu, maka kamu langsung lupa dengan marahmu. Kamu juga mulai pandai merayu. Kalau kamu tahu kamu berbuat salah, biar tidak dimarahi biasanya kamu akan mencium-cium Ibu, atau bermanis-manis pada Ibu. Dan siapa yang tidak akan meleleh melihat senyummu itu, Kirana? Tapi kalau kamu tidak salah, tapi digoda dengan pura-pura ditegur, kamu pun marah. Lalu kamu pergi ke Papamu untuk mengadu, dan tidak mau main dengan Ibu.
Kamu juga mulai punya rasa takut dan geli, Kamu takut mendengar suara-suara yang keras. Suara mobil, pesawat, mesin penggiling kelapa, apapun yang suaranya bising membuatmu takut. Dan tiap mendengar suara bising begitu kamu langsung lari terbirit-birit kepada Ibu atau Papa untuk berlindung. Kamu geli melihat cicak, meskipun kamu suka panggil-panggil cicak. Kalau dari jauh kamu berani, tapi begitu dekat, kamu langsung bergidik kegelian.
Ah, Kirana... Tetaplah jadi murid kehidupan yang cerdas, ya? Jangan pernah lelah belajar. Ambil ilmu sebanyak-banyaknya dari lingkunganmu. Seraplah segala kebaikan yang diajarkan oleh kehidupanmu, dan gunakanlah dengan bijaksana. Ibu dan Papa akan selalu disampingmu, untuk membimbingmu.
Selalu sayang kamu,
Ibu.