Kirana anakku,
Umurmu sudah genap dua tahun, hampir lewat sebulan malah. Kamu makin besar. Makin pintar. Kamu sudah banyak bicara, ceriwis sekali. Meski beberapa kata masih belum jelas, tapi cukup bisa dimengerti. Kamu mulai menghafal beberapa lagu, suka sekali menyanyi dan menari. Sudah sukses toilet training, kalau mau pipis atau buang air besar sudah bisa bilang, jadi tak ngompol lagi. Kamu sudah bisa merapikan sendiri mainanmu kalau disuruh.
Beberapa hari belakangan ini kamu mulai disapih. Ibu sudah mulai bilang untuk berhenti minum ASI beberapa bulan sebelum ulangtahunmu. Tapi Ibu juga masih belum tega untuk betul-betul menghentikanmu menyusu. Baru beberapa hari yang lalu akhirnya Ibu menetapkan hati untuk "tega" menyapihmu. Kamu menangis keras sekali. Memohon, memeluk-meluk Ibu, minta susu. Rasanya Ibu juga ingin ikut menangis. Tapi itu proses yang harus dijalani. Sekarang, sepertinya kamu sudah mulai mengerti. Kemarin, kamu tak lagi minta minum susu sebelum tidur. Cuma minta dielus-elus kepalamu. Meskipun waktu kamu terbangun tengah malam masih merengek minta susu, dalam keadaan setengah sadar. Ah, Kirana.
Cepat sekali waktu berlalu, Kirana. Ibu sering membayangkan, akan tiba waktunya kamu sekolah, beranjak remaja, jatuh cinta, patah hati, belajar mandiri, sampai akhirnya harus benar-benar menjalani hidupmu sendiri, lepas dari kami, orangtuamu. Ah, Ibu berpikir terlalu jauh, ya? Nikmati saja dulu waktumu, Nak. Jadilah anak-anak sepuasmu. Bergembiralah. Menyanyi, menari, berlari, melompat, memanjat, lakukan semua yang seorang anak harus lakukan, bermain sepuasmu.
Jika tiba waktumu untuk menjadi dewasa nanti, jadilah orang yang berbahagia dengan apa adanya kamu. Ambillah inspirasi dari orang-orang yang hebat, tapi jangan menjadi mereka. Jadilah dirimu sendiri. Belajarlah tentang banyak hal, lalu pilih beberapa yang kamu benar-benar suka, dan tekuni. Jangan berhenti belajar. Meskipun di luar bangku sekolah. Karena tempat menimba ilmu sebenarnya adalah di kehidupan yang kamu jalani sehari-hari. Belajarlah dari orang-orang di sekitarmu. Dari Ibu, Papa, Om, Nenek, teman-temanmu, atau bahkan orang-orang yang lalu lalang di hadapanmu. Belajarlah dari alam, dari pohon, dari burung, dari kupu-kupu, atau dari kodok yang kamu takut dekati. Belajarlah dari semua hal.
Kamu tak perlu terbebani untuk menjadi juara. Tak perlu selalu ranking satu di kelasmu. Sesekali jadi ranking satu mungkin bagus, tapi tak perlu selamanya. Percayalah, perasaan senang menjadi juara itu hanya sementara. Tak perlu menjadi nomor satu dalam semua hal. Tak perlu menjadi yang terhebat, atau terpintar, karena hidup ini bukan sebuah perlombaan. Yang penting, kamu sudah mengerahkan segenap kemampuanmu, dengan tulus, ikhlas, dan jujur. Selalu berbuat baiklah kepada sesama, tanpa melihat perbedaan. Pada akhirnya, itulah yang akan menjadikanmu orang hebat.
Ibu dan Papa akan selalu mendampingimu. Meskipun mungkin tidak selalu berada di sana secara fisik, tapi kami selalu ada untukmu dalam doa. Kami tidak akan menuntutmu menjadi ini dan itu. Hidupmu adalah milikmu. Kami hanya bisa menunjukkan jalannya padamu, dan kamulah yang punya hak sepenuhnya untuk menentukan arah langkahmu. Jika kamu harus jatuh, jatuhlah. Tapi segeralah bangkit dan berdiri, obati lukamu, lalu berlarilah kembali.
Berbahagialah dalam hidupmu, Anakku. Selalu.
Peluk cium,
Ibu.
Rabu, 03 Juli 2013
Minggu, 04 November 2012
"KIKKAK...!!!"
Waktu di Jogja |
Hei gadis cantikku,
Tiga hari lagi umurmu genap 18 bulan. Satu setengah tahun. Waktu berjalan cepat sekali ya? Kamu makin hari makin menggemaskan. Makin pintar, makin lucu. Badanmu tetap mungil. Kecil untuk ukuran anak seumuranmu. Bulan lalu waktu di Jogja, timbanganmu hanya 8,7 kg, sementara anak seumuranmu lainnya di atas 9 kg beratnya. Ah, tidak apa-apa. Yang penting kamu sehat dan aktif.
Kamu makin tidak bisa diam. Berlari kesana kemari, membongkar barang, berceloteh, main sembunyi-sembunyi, ribut sekali. Kamu sudah bisa mengucapkan beberapa kata, meskipun masih kurang jelas. Kamu sudah bisa panggil Papa dan Mama, meskipun sebenarnya Ibu lebih suka dipanggil "Ibu". Kamu sudah bisa bilang "minum", "mamam", "kaki", "kikkak" (maksudnya cicak), "enyak" (enak), "gakuh" (jatuh), "duduk", "boa" (bola), "manyi" (mandi), "bebek", "kake" (sate), "pake papu" (pake sepatu), "nda ada", "napapa" (nda apa-apa), "bobok", "abis", "angi" (lagi), dan beberapa kata lagi. Kamu bahkan sudah bisa merangkai kalimat, meskipun baru sebatas "Papa, mau minyum", atau "Mama, mau mamam". Kalau kamu sudah kenyang, atau tidak mau makan, kamu akan geleng-geleng sambil bilang "emoh mamam". Yang paling lucu, kamu sudah bisa jahil. Kamu bilang "kikkak...kikkak!" sambil menunjuk ke atas. Ketika ditanya, "mana cicaknya?", dengan senyum iseng kamu jawab, "nda ada..". Lucu sekali kamu, Kirana...
Kamu makin responsif terhadap musik. Kamu suka mendengarkan musik keras-keras. Bahkan kamu sudah tahu bagaimana memperbesar volume speaker. Lalu otomatis badanmu akan bergoyang-goyang ikut irama. Minimal kakimu yang akan mengetuk-ngetuk lantai.
Kamu mulai keras kepala. Kalau punya kemauan, kamu akan pertahankan. Kalau tidak kesampaian, kamu akan marah. Tapi marahmu tidak lama, karena begitu ada hal lain yang menarik perhatianmu, maka kamu langsung lupa dengan marahmu. Kamu juga mulai pandai merayu. Kalau kamu tahu kamu berbuat salah, biar tidak dimarahi biasanya kamu akan mencium-cium Ibu, atau bermanis-manis pada Ibu. Dan siapa yang tidak akan meleleh melihat senyummu itu, Kirana? Tapi kalau kamu tidak salah, tapi digoda dengan pura-pura ditegur, kamu pun marah. Lalu kamu pergi ke Papamu untuk mengadu, dan tidak mau main dengan Ibu.
Kamu juga mulai punya rasa takut dan geli, Kamu takut mendengar suara-suara yang keras. Suara mobil, pesawat, mesin penggiling kelapa, apapun yang suaranya bising membuatmu takut. Dan tiap mendengar suara bising begitu kamu langsung lari terbirit-birit kepada Ibu atau Papa untuk berlindung. Kamu geli melihat cicak, meskipun kamu suka panggil-panggil cicak. Kalau dari jauh kamu berani, tapi begitu dekat, kamu langsung bergidik kegelian.
Ah, Kirana... Tetaplah jadi murid kehidupan yang cerdas, ya? Jangan pernah lelah belajar. Ambil ilmu sebanyak-banyaknya dari lingkunganmu. Seraplah segala kebaikan yang diajarkan oleh kehidupanmu, dan gunakanlah dengan bijaksana. Ibu dan Papa akan selalu disampingmu, untuk membimbingmu.
Selalu sayang kamu,
Ibu.
Kamis, 07 Juni 2012
HAPPY BIRTHDAY, LITTLE ANGEL!
Dear my little angel...,
Hari ini setahun yang lalu, untuk pertama kalinya Ibu bertemu denganmu. Menyentuh wajahmu, menggenggam tanganmu, membelai rambutmu, mengusap bibirmu, yang semuanya mungil. Memelukmu, mendekapmu, menggendongmu... Tidak ada kata yang bisa menggambarkan bahagianya Ibu waktu itu. Dan kebahagiaan hari itu selalu bertambah setiap harinya seiring bertumbuhmu menjadi semakin besar.
Setahun berlalu tanpa terasa. Setahun sudah kau menemani hari-hari Ibu dan Papa. Melihatmu tumbuh, menyaksikan sendiri kau berubah dari bayi menjadi anak kecil, sungguh menakjubkan. Mendampingimu saat pertama kali kau tersenyum pada Ibu, pertama kali kau bisa tengkurap, duduk sendiri, merayap, merangkak, berdiri sendiri, sampai sekarang kau bisa berjalan meskipun masih seperti robot, adalah saat-saat yang penuh berkah, saat-saat yang sangat berharga, tak tergantikan oleh apapun.
Kau mengajari Ibu banyak hal, Kirana. Di dalam tubuh mungilmu itu, tersimpan keajaiban yang luar biasa besar, yang mengubah hidup Ibu dan Papa selamanya. Kau mengajari Ibu tentang cinta tanpa batas, cinta tanpa syarat. Kau mengajari Ibu tentang ketulusan dan keikhlasan. Kau mengajari Ibu tentang kesederhanaan. Kau mengajari Ibu tentang kesabaran. Kau mengajari Ibu tentang keteguhan dan keuletan. Kau mengajari Ibu semua itu, Kirana. Dan Ibu hanya bisa membalasnya dengan berusaha semampu Ibu, untuk merawat dan menjagamu sebaik-baiknya.
Mungkin Ibu tidak bisa memberi kemewahan apapun untukmu. Atau tidak bisa setiap saat memberikan apa yang kau mau. Tapi kau harus tahu, cinta Ibu padamu, tidak akan pernah berhenti Ibu berikan padamu. Ibu akan selalu mendukungmu, mengiringi langkahmu dengan doa, mengantarkan setiap langkahmu dengan cinta. Kalaupun suatu saat nanti kau harus pergi untuk mengejar impianmu, Ibu tidak akan menahan langkahmu, selama itu baik untukmu. Kau bebas pergi kemana kau mau. Jelajahilah dunia. Jika perlu, taklukanlah! Dan saat kau lelah, dan butuh pelukan, pulanglah pada Ibu. Hati Ibu tak akan lelah memelukmu.
Selamat ulangtahun, Cantik! Tumbuhlah dengan sehat. Tumbuhlah menjadi anak yang bisa memaknai kehidupan dengan sebaik-baiknya. Tumbuhlah menjadi anak yang takut akan Tuhanmu, pengikut setia nabi dan rasulmu. Tumbuhlah menjadi anak yang menghormati perbedaan, dan memahaminya sebagai warna-warni kehidupan, bukan ancaman. Tumbuhlah menjadi pribadi yang sederhana namun berkharisma. Tumbuhlah menjadi kebanggaan dan kesayangan semua orang, tanpa harus menjadi orang lain. Tumbuhlah menjadi sebenar-benarnya dirimu sendiri.
7 Juni 2012,
Dengan penuh cinta,
Ibu.
Sabtu, 26 Mei 2012
MENJELANG SETAHUN..
Dear anak cantikku,
Kurang lebih 2 minggu lagi usiamu genap 1 tahun. Waktu berjalan cepat, ya? Sepertinya baru kemarin Ibu memelukmu untuk pertama kalinya. Dan sekarang, kau anak kecil, bukan lagi bayi.
Kau sudah lancar berdiri sendiri. Bahkan kau sudah bisa berjalan sendiri 4-5 langkah. Gigimu akhirnya tumbuh juga. Tapi yang lucu, kalau bayi lain biasanya tumbuh gigi bawah dulu 2, kau malah gigi atas duluan yang tumbuh, baru disusul gigi bawahmu, masing-masing 1. Jadi sekarang kalau kau menggigit sudah terasa sakit, Kirana.
Kau tetap saja tidak bisa diam. Malah semakin aktif sekarang. Kau suka sekali main petak umpet, atau kejar-kejaran. Kau suka dikejar. Kalau dikejar, kau akan ngebut medrangkak cari tempat sembunyi, sambil teriak-teriak histeris campur tertawa. Kalau dititah, kau tidak mau berhenti jalan. Kami yang menuntunmu sudah sakit pinggang, kau masih terus saja mau jalan, sampai keringatmu bercucuran.
Kau semakin ekspresif. Semakin pintar menunjukkan emosimu. Kalau kau menangis jengkel, biasanya kau duduk bersila, lalu menunduk sampai di lantai, seperti bersujud, sambil menggeram. Kalau kau jatuh atau terbentur sesuatu, kau akan mengusap-usap bagian tubuhmu yang kau rasa sakit, seolah minta diobati. Setelah ditiup bagian yang sakit, kau akan tertawa. Kau lucu sekali, Kirana.
Tetaplah sehat, anakku. Jalanilah hari-harimu dengan sukacita. Teruslah ingin tahu, teruslah mencari tahu. Ibu dan Papa akan selalu ada di sisimu.
Love you always,
Ibu.
Rabu, 14 Maret 2012
UMURMU SUDAH SAMA DENGAN LAMANYA KAU DI PERUT IBU..
Hei, anak paling cantik sedunia...
Kau sudah 9 bulan sekarang. Umurmu sudah sama dengan lamanya kau di perut Ibu. Kau pun tumbuh semakin pintar, semakin lucu, semakin menggemaskan. Ibu jadi makin jatuh cinta padamu.
Kau sudah lancar duduk sendiri. Mula-mula dari posisi merayapmu, kau angkat lutut dan pantatmu tinggi-tinggi, lalu pelan-pelan kau letakkan pantatmu di lantai, dan kau berhasil duduk. Setelah kau berhasil duduk, kau lalu bertepuk tangan, merayakan keberhasilanmu sendiri.
Kau selalu bangun subuh-subuh, dan langsung membangunkan Ibu dan Papa dengan cara yang ekstrim. Kau panjati badan kami, lalu kau goyang-goyangkan badanmu dengan hebohnya di atas badan kami. Bahkan sering kau tarik-tarik rambut kami sambil teriak-teriak heboh. Entah kenapa kau terobsesi dengan rambut. Setiap kau lihat ada rambut tergerai pasti kau jambak-jambak dengan semangat.
Kau sangat suka musik. Setiap dengar musik, badanmu otomatis bergoyang-goyang, sambil tepuk tangan dan tertawa-tawa. Saat ini, lagu favoritmu adalah lagunya Tasya, "Gembira Berkumpul". Setiap bagian "tepuk tangan.., tepuk tangan.., tepuk tangan.. bergembira..", kau langsung ikut tepuk tangan dengan semangat. Selain itu lagu favoritmu adalah lagu-lagunya AKB48, "Aitakatta" dan "Heavy Rotation" (ini pengaruhnya Ibu, hehehe). Bahkan kau ikut melambai-lambaikan tanganmu setiap kau dengar lagu itu.
Kau tidak bisa diam. Merayap kesana kemari. Seperti tidak punya rasa lelah. Apapun yang menarik perhatianmu, kau ambil dan kau masukkan mulut mungilmu. Kalau Ibu sedang merajut, dan kau melihat gulungan benang Ibu, mulut dan matamu langsung terbuka lebar, dan dengan penuh semangat merayap dengan kecepatan tinggi mencoba merebut gulungan benang itu, untuk kemudian kau buat kusut. Kau juga suka sekali dengan segala benda yang berbunyi kresek-kresek. Kau juga suka buku. Bukan untuk dibaca, tapi untuk dikunyah.
Kau mulai pintar menunjukkan emosimu. Kalau kau dipandang lama-lama sambil senyum, pasti kau jadi malu-malu. Genit sekali ekspresi malu-malumu, Cantik. Kau juga sudah bisa jengkel dan marah. Kau punya alas duduk khusus yang dipakai kalau kau mau makan. Kalau kau sudah duduk di sana, dipakaikan celemekmu, tapi tidak juga disuapkan makananmu, kau pasti menggeram jengkel. Lucu sekali. Kalau kau marah, teriakanmu terdengar sampai jauh, Kirana. Keras sekali.
Kau suka memperhatikan benda-benda yang kecil. Kalau ada lalat atau semut di sekitarmu, kau akan perhatikan dengan serius, bahkan mencoba menangkapnya. Kau bahkan pernah mencoba menangkap sinar matahari yang memantul di lantai.
Kalau kita sedang hanya berdua di rumah, kau tidak mau jauh-jauh dari Ibu. Setiap Ibu hilang dari pandanganmu, kau langsung menangis meraung-raung, merayap kesana kemari mencari Ibu, dan langsung diam begitu kau melihat Ibu lagi. Kau tidak mau ditinggal. Bahkan tidurmu pun tidak nyenyak kalau tidak ditunggui.
Kau mulai belajar bicara sepatah dua patah kata. Kau sudah bisa bilang "Puf" kalau ada kucing, maksudmu mau bilang "Pus" kan, Kecil? Kau juga suka bilang "Apa?" Kau selalu berceloteh, cerewet sekali.
Ah, Kirana. Waktu berlalu cepat ya? Tahu-tahu kau sudah 9 bulan, sudah belajar berdiri, dan belajar jalan ditetah sedikit-sedikit. Pasti sebentar lagi kau lari-lari itu. Dan bisa dipastikan, Ibu dan Papa akan semakin sering berteriak "No! No!", karena kau pasti akan bongkar sana bongkar sini untuk memuaskan rasa ingin tahumu.
Tumbuhlah jadi anak yang pintar dan sehat ya, Nak. Seraplah apa yang ada di sekitarmu, dan ambillah yang baik-baik untuk hidupmu. Ibu menyayangimu, dan akan selalu mendukungmu.
Kiss kiss,
Ibu.
Kamis, 12 Januari 2012
DAN KAU PUN SEMAKIN BESAR...
Hei, anak cantikku..
Tujuh bulan sudah usiamu. Kau semakin besar, Nak. Dua bulan saja tidak menulis, sudah banyak sekali yang bisa diceritakan tentangmu. Kau semakin berat, semakin pintar, semakin cantik, semakin menggemaskan.
Kau sudah mulai makan sejak sebulan yang lalu, ketika tepat enam bulan umurmu. Makanan pertamamu adalah buah. Kata buku dan tulisan-tulisan di beberapa artikel yang Ibu baca, bayi yang mulai belajar makan makanan padat sebaiknya dimulai dengan buah, karena buah yang paling mudah dicerna oleh pencernaan kecil bayi. Maka kau pun mulai dengan buah. Dari semua buah yang selama ini sudah kau coba makan (mangga, apel, pisang, pear, pepaya, melon kuning, alpukat, jeruk) semuanya kau suka. Kau selalu makan dengan lahap, dan banyak. Kecuali jika kau makan dalam keadaan mengantuk, maka kau akan malas-malasan makan, dan ujung-ujungnya protes. Sejak beberapa hari yang lalu, saat kau masuk umur tujuh bulan, Ibu mulai kenalkan kau dengan karbohidrat dan sayuran. Beras merah dan wortel pilihan pertamanya. Dan seperti biasa, kau lahap habis makananmu tak bersisa. Sampai kadang Ibu khawatir kau kekenyangan. Masalahmu adalah, kau gampang sembelit. Sering kau sembelit sampai kau menangis keras ketika BAB. Ibu sampai tidak tega melihatmu menangis kesakitan seperti itu. Biasanya obatnya adalah pepaya. Tapi kadang bahkan pepaya pun tidak sanggup mengobati sembelitmu. Kau juga sih, susah sekali disuruh minum. Biarpun sudah dicampur air perasan jeruk, tetap saja susah minum.
Kau sudah mahir berguling-guling sekarang. Bahkan beberapa hari ini kau sudah mulai bisa merayap. Merayap, bukan merangkak. Karena ketika kau bergerak maju, perutmu masih menempel di lantai, belum bisa kau angkat. Kau jadi tidak betah dipangku lama-lama. Maunya berkeliling ruangan, sambil merayap, mengambil barang-barang yang menarik bagimu, lalu menggigitinya. Butuh perhatian ekstra sekarang menjagamu, Cantik. Kau paling tertarik dengan benda yang berbunyi kresek-kresek dan benang. Kalau kau lihat Ibu sedang merajut, matamu otomatis membelalak melihat benang, mulutmu terbuka lebar, dan kau pun tergopoh-gopoh merayap mencoba mengambil gulungan benang, lalu kau makan dengan semangatnya. Dan hasilnya, benang rajut Ibu jadi kusut.. ^____^. Kau juga sudah bisa duduk tanpa disangga, meskipun masih oleng seperti layangan putus, lalu lama kelamaan nyungsep ke depan. Hobimu adalah menarik-narik rambut orang. Dan ketika orang yang kau tarik rambutnya teriak kesakitan, kau pun tertawa senang.
Ah, selalu menakjubkan melihatmu bertumbuh setiap hari, Kirana. Tetap sehat ya, Nak. Ibu akan selalu menemanimu belajar menjalani hidupmu. Karena sesungguhnya, anak cantikku, Ibu pun belajar bersamamu.
Hugs and kisses,
Ibu.
Tujuh bulan sudah usiamu. Kau semakin besar, Nak. Dua bulan saja tidak menulis, sudah banyak sekali yang bisa diceritakan tentangmu. Kau semakin berat, semakin pintar, semakin cantik, semakin menggemaskan.
Kau sudah mulai makan sejak sebulan yang lalu, ketika tepat enam bulan umurmu. Makanan pertamamu adalah buah. Kata buku dan tulisan-tulisan di beberapa artikel yang Ibu baca, bayi yang mulai belajar makan makanan padat sebaiknya dimulai dengan buah, karena buah yang paling mudah dicerna oleh pencernaan kecil bayi. Maka kau pun mulai dengan buah. Dari semua buah yang selama ini sudah kau coba makan (mangga, apel, pisang, pear, pepaya, melon kuning, alpukat, jeruk) semuanya kau suka. Kau selalu makan dengan lahap, dan banyak. Kecuali jika kau makan dalam keadaan mengantuk, maka kau akan malas-malasan makan, dan ujung-ujungnya protes. Sejak beberapa hari yang lalu, saat kau masuk umur tujuh bulan, Ibu mulai kenalkan kau dengan karbohidrat dan sayuran. Beras merah dan wortel pilihan pertamanya. Dan seperti biasa, kau lahap habis makananmu tak bersisa. Sampai kadang Ibu khawatir kau kekenyangan. Masalahmu adalah, kau gampang sembelit. Sering kau sembelit sampai kau menangis keras ketika BAB. Ibu sampai tidak tega melihatmu menangis kesakitan seperti itu. Biasanya obatnya adalah pepaya. Tapi kadang bahkan pepaya pun tidak sanggup mengobati sembelitmu. Kau juga sih, susah sekali disuruh minum. Biarpun sudah dicampur air perasan jeruk, tetap saja susah minum.
Kau sudah mahir berguling-guling sekarang. Bahkan beberapa hari ini kau sudah mulai bisa merayap. Merayap, bukan merangkak. Karena ketika kau bergerak maju, perutmu masih menempel di lantai, belum bisa kau angkat. Kau jadi tidak betah dipangku lama-lama. Maunya berkeliling ruangan, sambil merayap, mengambil barang-barang yang menarik bagimu, lalu menggigitinya. Butuh perhatian ekstra sekarang menjagamu, Cantik. Kau paling tertarik dengan benda yang berbunyi kresek-kresek dan benang. Kalau kau lihat Ibu sedang merajut, matamu otomatis membelalak melihat benang, mulutmu terbuka lebar, dan kau pun tergopoh-gopoh merayap mencoba mengambil gulungan benang, lalu kau makan dengan semangatnya. Dan hasilnya, benang rajut Ibu jadi kusut.. ^____^. Kau juga sudah bisa duduk tanpa disangga, meskipun masih oleng seperti layangan putus, lalu lama kelamaan nyungsep ke depan. Hobimu adalah menarik-narik rambut orang. Dan ketika orang yang kau tarik rambutnya teriak kesakitan, kau pun tertawa senang.
Ah, selalu menakjubkan melihatmu bertumbuh setiap hari, Kirana. Tetap sehat ya, Nak. Ibu akan selalu menemanimu belajar menjalani hidupmu. Karena sesungguhnya, anak cantikku, Ibu pun belajar bersamamu.
Hugs and kisses,
Ibu.
Kamis, 03 November 2011
SCREAM, BABY, SCREAM..!
Hey pretty little babygirl,
seminggu lagi kau berumur 5 bulan. Waktu terasa begitu cepat berlalu. Kau semakin besar. Tidak usah buru-buru, Nak. Mari kita nikmati proses tumbuh kembangmu bersama-sama.
Kau sekarang sudah lancar tengkurap sendiri. Tapi belum bisa terlentang sendiri. Jadi kalau kau sudah lelah bermain tummy time, kau akan teriak-teriak, minta ditelentangkan. Dulu, waktu awal kau bisa tengkurap sendiri, kau suka tengkurap sambil tidur. Masih merem, kau balikkan badanmu. Lau kau angkat kepalamu dengan susah payah, karena masih dalam keadaan tidur. Kepalamu goyang-goyang, lucu sekali. Ketika akan kembali ditelentangkan, kau terbangun, dan langsung tertawa. Ah, kau memang manis.
Tulang lehermu sudah kuat. Kau tidak lagi digendong miring. Kau hanya digendong miring kalau mau tidur. Kalau kau belum mengantuk, lalu digendong miring, kau akan protes. Kau lebih suka duduk sekarang, meski masih disangga, karena tulangmu belum cukup kuat untuk duduk sendiri. Kau suka duduk-duduk di depan rumah, melihat pohon-pohon yang bergoyang tertiup angin. Kau mulai tertarik pada mainanmu. Meskipun kau belum lihai memegangnya, tapi kau berusaha.
Celotehanmu makin ramai, meskipun tidak jelas apa yang kau bilang. Kau suka sekali jika ada orang yang mengajakmu bicara. Kau sedang hobi menjerit sekencang-kencangnya, baik ketika sedang senang atau jengkel. Kalau digoda, seringkali kau balas dengan tawamu yang renyah. Kau memang anak yang ramah, Kirana.
Tetaplah sehat, Nak. Tetaplah jalani hari-harimu dengan penuh tawa. Ibu akan selalu menemanimu.
Love you always,
Ibu.
seminggu lagi kau berumur 5 bulan. Waktu terasa begitu cepat berlalu. Kau semakin besar. Tidak usah buru-buru, Nak. Mari kita nikmati proses tumbuh kembangmu bersama-sama.
Kau sekarang sudah lancar tengkurap sendiri. Tapi belum bisa terlentang sendiri. Jadi kalau kau sudah lelah bermain tummy time, kau akan teriak-teriak, minta ditelentangkan. Dulu, waktu awal kau bisa tengkurap sendiri, kau suka tengkurap sambil tidur. Masih merem, kau balikkan badanmu. Lau kau angkat kepalamu dengan susah payah, karena masih dalam keadaan tidur. Kepalamu goyang-goyang, lucu sekali. Ketika akan kembali ditelentangkan, kau terbangun, dan langsung tertawa. Ah, kau memang manis.
Tulang lehermu sudah kuat. Kau tidak lagi digendong miring. Kau hanya digendong miring kalau mau tidur. Kalau kau belum mengantuk, lalu digendong miring, kau akan protes. Kau lebih suka duduk sekarang, meski masih disangga, karena tulangmu belum cukup kuat untuk duduk sendiri. Kau suka duduk-duduk di depan rumah, melihat pohon-pohon yang bergoyang tertiup angin. Kau mulai tertarik pada mainanmu. Meskipun kau belum lihai memegangnya, tapi kau berusaha.
Celotehanmu makin ramai, meskipun tidak jelas apa yang kau bilang. Kau suka sekali jika ada orang yang mengajakmu bicara. Kau sedang hobi menjerit sekencang-kencangnya, baik ketika sedang senang atau jengkel. Kalau digoda, seringkali kau balas dengan tawamu yang renyah. Kau memang anak yang ramah, Kirana.
Tetaplah sehat, Nak. Tetaplah jalani hari-harimu dengan penuh tawa. Ibu akan selalu menemanimu.
Love you always,
Ibu.
Langganan:
Postingan (Atom)