Hey pretty little babygirl,
seminggu lagi kau berumur 5 bulan. Waktu terasa begitu cepat berlalu. Kau semakin besar. Tidak usah buru-buru, Nak. Mari kita nikmati proses tumbuh kembangmu bersama-sama.
Kau sekarang sudah lancar tengkurap sendiri. Tapi belum bisa terlentang sendiri. Jadi kalau kau sudah lelah bermain tummy time, kau akan teriak-teriak, minta ditelentangkan. Dulu, waktu awal kau bisa tengkurap sendiri, kau suka tengkurap sambil tidur. Masih merem, kau balikkan badanmu. Lau kau angkat kepalamu dengan susah payah, karena masih dalam keadaan tidur. Kepalamu goyang-goyang, lucu sekali. Ketika akan kembali ditelentangkan, kau terbangun, dan langsung tertawa. Ah, kau memang manis.
Tulang lehermu sudah kuat. Kau tidak lagi digendong miring. Kau hanya digendong miring kalau mau tidur. Kalau kau belum mengantuk, lalu digendong miring, kau akan protes. Kau lebih suka duduk sekarang, meski masih disangga, karena tulangmu belum cukup kuat untuk duduk sendiri. Kau suka duduk-duduk di depan rumah, melihat pohon-pohon yang bergoyang tertiup angin. Kau mulai tertarik pada mainanmu. Meskipun kau belum lihai memegangnya, tapi kau berusaha.
Celotehanmu makin ramai, meskipun tidak jelas apa yang kau bilang. Kau suka sekali jika ada orang yang mengajakmu bicara. Kau sedang hobi menjerit sekencang-kencangnya, baik ketika sedang senang atau jengkel. Kalau digoda, seringkali kau balas dengan tawamu yang renyah. Kau memang anak yang ramah, Kirana.
Tetaplah sehat, Nak. Tetaplah jalani hari-harimu dengan penuh tawa. Ibu akan selalu menemanimu.
Love you always,
Ibu.
Kamis, 03 November 2011
Jumat, 07 Oktober 2011
THE FAMILY TREE (1)
Anak cintaku,
Ibu mau cerita soal asal usulmu, keluarga Ibu. Ibu belum tahu banyak tentang keluarga Papamu. Jadi biar dia sendiri nanti yang cerita padamu. Lagipula, kau tinggal dekat dengan mereka, jadi akan gampang bagimu untuk mengenal mereka. Sedangkan keluarga Ibu, kau akan sangat jarang bertemu mereka, karena mereka jauh. Jadi, mungkin kau akan lebih banyak mendengar cerita tentang mereka dari Ibu.
Yang pertama, kedua Eyangmu. Orangtua Ibu. Eyang kakungmu, Siswo Santoso, orang Jawa Timur. Beliau pandai menyanyi, main musik, menggambar, bahkan menari. Dulu beliau penari balet lho.. Suaranya merdu sekali. Jadi Ibu tidak akan heran kalau nanti suaramu juga merdu kalau menyanyi. Beliau seorang arsitek. Gambarnya bagus. Beliau juga pintar memasak. Masakan buatannya enak-enak. Beliau orang yang tegas dan keras di luar, tapi di dalam hatinya beliau sangat lembut. Kau pasti suka padanya, karena beliau pandai mendongeng.
Eyang putrimu, Kuntari Budhi Sejati, orang Jogja asli. Kebalikannya dari Eyang Kakung, beliau waktu muda dulu suka naik gunung dan main basket. Beliau orang yang sangat lembut. Hampir tidak pernah marah. Kesabarannya mengagumkan. Kau pun pasti akan suka padanya.
Mereka orangtua Ibu. Dan mereka juga sangat menyayangimu, seperti Ibu menyayangimu, meskipun mereka belum pernah dan tidak tahu kapan bisa bertemu denganmu. Ibu harap kau tak merasa asing dengan mereka, meskipun sangat jarang bertemu. Mereka keluargamu. Darah mereka mengalir di tubuhmu. Lain kali, Ibu akan cerita tentang Oom dan Tantemu. Sekarang Ibu sudah mengantuk.
Kiss kiss,
Ibu.
Ibu mau cerita soal asal usulmu, keluarga Ibu. Ibu belum tahu banyak tentang keluarga Papamu. Jadi biar dia sendiri nanti yang cerita padamu. Lagipula, kau tinggal dekat dengan mereka, jadi akan gampang bagimu untuk mengenal mereka. Sedangkan keluarga Ibu, kau akan sangat jarang bertemu mereka, karena mereka jauh. Jadi, mungkin kau akan lebih banyak mendengar cerita tentang mereka dari Ibu.
Yang pertama, kedua Eyangmu. Orangtua Ibu. Eyang kakungmu, Siswo Santoso, orang Jawa Timur. Beliau pandai menyanyi, main musik, menggambar, bahkan menari. Dulu beliau penari balet lho.. Suaranya merdu sekali. Jadi Ibu tidak akan heran kalau nanti suaramu juga merdu kalau menyanyi. Beliau seorang arsitek. Gambarnya bagus. Beliau juga pintar memasak. Masakan buatannya enak-enak. Beliau orang yang tegas dan keras di luar, tapi di dalam hatinya beliau sangat lembut. Kau pasti suka padanya, karena beliau pandai mendongeng.
Eyang putrimu, Kuntari Budhi Sejati, orang Jogja asli. Kebalikannya dari Eyang Kakung, beliau waktu muda dulu suka naik gunung dan main basket. Beliau orang yang sangat lembut. Hampir tidak pernah marah. Kesabarannya mengagumkan. Kau pun pasti akan suka padanya.
Mereka orangtua Ibu. Dan mereka juga sangat menyayangimu, seperti Ibu menyayangimu, meskipun mereka belum pernah dan tidak tahu kapan bisa bertemu denganmu. Ibu harap kau tak merasa asing dengan mereka, meskipun sangat jarang bertemu. Mereka keluargamu. Darah mereka mengalir di tubuhmu. Lain kali, Ibu akan cerita tentang Oom dan Tantemu. Sekarang Ibu sudah mengantuk.
Kiss kiss,
Ibu.
HAPPY 4TH MONTHVERSARY..!
HAPPY 4TH MONTHVERSARY LOVELY BABYGIRL...!
Hei.., kau semakin besar, cantik.. Hari ini kau susah sekali disuruh tidur. Minum susu juga sedikit. Kau maunya main-main sepanjang hari. Tertawa terkikik-kikik, bahkan sampai menjerit kesenangan. Belajar tengkurap sendiri, dan teriak-teriak frustrasi ketika tidak juga berhasil mengangkat kepalamu. Belajar memegang saputangan dengan kedua tanganmu, kemudian kau masukkan ke mulutmu. Kau lucu sekali, cantik..!
Maaf tadi kau harus melihat Ibu sedih. Ada sedikit hal yang mengganggu perasaan Ibu. Tapi itu bukan tentangmu. Ibu sedih bukan karenamu. Justru kau yang jadi penghibur Ibu. Kau yang membuat Ibu bertahan. Kau yang membuat Ibu tegar. Kau hidup Ibu, Nak.. Dan Ibu akan melakukan apapun, semampu Ibu, untuk membahagiakanmu.
Hari-hari untuk kau jalani masih sangat panjang. Ibu tidak akan lagi memintamu untuk cepat besar. Ibu tidak akan memburu waktumu. Take your time as much as you want. Ibu tidak akan mengganggumu menikmati setiap detil proses belajarmu, dengan desakan-desakan yang tak perlu. Kau bebas bereksplorasi dengan duniamu. Ibu akan selalu mendampingimu, karena Ibu sayang sekali padamu. Sementara itu, tidurlah yang lelap. Bawalah hal-hal baik yang membuatmu tertawa dalam tidurmu, agar indah mimpimu. Esok pagi, kita bermain lagi sepuasmu.
Peluk cium,
Ibu.
Hei.., kau semakin besar, cantik.. Hari ini kau susah sekali disuruh tidur. Minum susu juga sedikit. Kau maunya main-main sepanjang hari. Tertawa terkikik-kikik, bahkan sampai menjerit kesenangan. Belajar tengkurap sendiri, dan teriak-teriak frustrasi ketika tidak juga berhasil mengangkat kepalamu. Belajar memegang saputangan dengan kedua tanganmu, kemudian kau masukkan ke mulutmu. Kau lucu sekali, cantik..!
Maaf tadi kau harus melihat Ibu sedih. Ada sedikit hal yang mengganggu perasaan Ibu. Tapi itu bukan tentangmu. Ibu sedih bukan karenamu. Justru kau yang jadi penghibur Ibu. Kau yang membuat Ibu bertahan. Kau yang membuat Ibu tegar. Kau hidup Ibu, Nak.. Dan Ibu akan melakukan apapun, semampu Ibu, untuk membahagiakanmu.
Hari-hari untuk kau jalani masih sangat panjang. Ibu tidak akan lagi memintamu untuk cepat besar. Ibu tidak akan memburu waktumu. Take your time as much as you want. Ibu tidak akan mengganggumu menikmati setiap detil proses belajarmu, dengan desakan-desakan yang tak perlu. Kau bebas bereksplorasi dengan duniamu. Ibu akan selalu mendampingimu, karena Ibu sayang sekali padamu. Sementara itu, tidurlah yang lelap. Bawalah hal-hal baik yang membuatmu tertawa dalam tidurmu, agar indah mimpimu. Esok pagi, kita bermain lagi sepuasmu.
Peluk cium,
Ibu.
Selasa, 04 Oktober 2011
GROWTH SPURT
Dear lovely babygirl,
4 hari ini kau agak rewel. Sepertinya kau lagi growth spurt. Lapar terus. Kalau minum susu lama sekali. Kaki Ibu sampai kesemutan memangkumu. Rewel setengah mati kalau disuruh tidur. Tidak mau dibaringkan, di kasur maupun di sofa, tidak mau dipangku, tidak mau digendong bobok. Maunya digendong berdiri. Begitu digendong bobok langsung teriak-teriak keras sekali. Ternyata kau lapar, dalam keadaan ngantuk. Jadilah rewelmu berlipat ganda. Minum susu pun masih dalam keadaan nggrundel. Tapi lucunya di tengah-tengah minum lahapmu, tiba-tiba kau berhenti hanya untuk tertawa pada Ibu, lalu melanjutkan minum, dan tertidur. Ah, kau ini menggemaskan sekali.
Beberapa hari ini kau juga ceriwis sekali. Berceloteh tanpa henti. Diselingi tawa histeris, yang kadang disambung rengekan, lalu tertawa lagi. Kau juga sedang belajar mengontrol kedua tanganmu untuk memegang barang. Lucu sekali ekspresi wajahmu, ketika kau memandangi kedua tanganmu, lalu berujung tanganmu masuk ke mulut.. ^__^
Ah, selalu menakjubkan melihat perkembanganmu setiap hari. Sehat selalu ya, Nak.. Ibu sayang padamu..
Your #1 fan,
Ibu
4 hari ini kau agak rewel. Sepertinya kau lagi growth spurt. Lapar terus. Kalau minum susu lama sekali. Kaki Ibu sampai kesemutan memangkumu. Rewel setengah mati kalau disuruh tidur. Tidak mau dibaringkan, di kasur maupun di sofa, tidak mau dipangku, tidak mau digendong bobok. Maunya digendong berdiri. Begitu digendong bobok langsung teriak-teriak keras sekali. Ternyata kau lapar, dalam keadaan ngantuk. Jadilah rewelmu berlipat ganda. Minum susu pun masih dalam keadaan nggrundel. Tapi lucunya di tengah-tengah minum lahapmu, tiba-tiba kau berhenti hanya untuk tertawa pada Ibu, lalu melanjutkan minum, dan tertidur. Ah, kau ini menggemaskan sekali.
Beberapa hari ini kau juga ceriwis sekali. Berceloteh tanpa henti. Diselingi tawa histeris, yang kadang disambung rengekan, lalu tertawa lagi. Kau juga sedang belajar mengontrol kedua tanganmu untuk memegang barang. Lucu sekali ekspresi wajahmu, ketika kau memandangi kedua tanganmu, lalu berujung tanganmu masuk ke mulut.. ^__^
Ah, selalu menakjubkan melihat perkembanganmu setiap hari. Sehat selalu ya, Nak.. Ibu sayang padamu..
Your #1 fan,
Ibu
Kamis, 29 September 2011
SELAMAT TIDUR, CANTIK
Selamat tidur, anak cantikku,
bermimpilah yang indah.
Besok kita bercanda lagi, mengurai tawa derai demi derai.
Jangan kau takut, anak cantikku,
Ibu disini menjagamu,
memastikan mimpi buruk tak menghampirimu.
Selamat tidur, anak cantikku,
tidurlah yang lelap.
Agar cerah hatimu, saat menyongsong pagi esok hari..
bermimpilah yang indah.
Besok kita bercanda lagi, mengurai tawa derai demi derai.
Jangan kau takut, anak cantikku,
Ibu disini menjagamu,
memastikan mimpi buruk tak menghampirimu.
Selamat tidur, anak cantikku,
tidurlah yang lelap.
Agar cerah hatimu, saat menyongsong pagi esok hari..
Sabtu, 24 September 2011
KAU BERHASIL TENGKURAP..!
Oh iya, Ibu lupa cerita. Hari ini kau berhasil tengkurap sendiri! Kalau badanmu dimiringkan, kakimu langsung mengayuh berusaha tengkurap. Dan setelah beberapa kali percobaan yang gagal, akhirnya kau berhasil mengangkat badanmu dan kepalamu. Lalu kau tertawa senang.. Ah, kau memang anak yang manis, Kirana. Ibu sayang sekali padamu...
JANGAN JADI MANJA, YA?
Anak cantikku Kirana,
saat ini kau sedang tertidur pulas. Seperti biasa, Ibu sedang memandangimu. Kau sedang hobi menendang-nendang selimutmu kala tidur. Sesekali tersenyum, mungkin kau sedang bermimpi indah. Ah, damainya wajahmu, Nak. Hati Ibu merasa tenang melihatmu seperti ini.
Kau adalah kesayangan semua orang, kau tahu itu? Tapi jangan jadi manja, ya? Jadilah orang yang mandiri, kuat dan tegar menghadapi kerasnya tempaan hidup. Orangtuamu ini bukan orang kaya yang bisa melimpahimu dengan materi. Tapi percayalah, kasih sayang dan cinta kami padamu tak terbatas. Lagipula, kau yang menentukan bahagiamu sendiri. Maka belajarlah untuk berbahagia, dengan segala apa adanya dirimu. Jangan pernah iri pada apa yang orang lain miliki sementara kau tidak. Kau istimewa. Percayalah pada dirimu sendiri, dan tentu saja, percayalah pada Tuhan. Dengan cara itu, kau akan dapati bahwa hidup itu indah.
Jadilah dirimu sendiri, Cantik. Ibu akan selalu jadi penggemar nomor satumu, selama kau melakukan hal yang benar. Ah, tapi sementara itu, nikmati saja dulu waktumu. Jadilah anak yang ceria. Bersenang-senanglah dulu. Resapi kepolosan kanak-kanakmu. Tak perlu kau risaukan riak gelombang hidup. Nanti kalau sudah tiba waktumu menjadi dewasa, baru kau pikirkan. Dan kalau kau butuh tempat bersandar, Ibu akan selalu ada untukmu.
Hugs and kisses,
Ibu.
saat ini kau sedang tertidur pulas. Seperti biasa, Ibu sedang memandangimu. Kau sedang hobi menendang-nendang selimutmu kala tidur. Sesekali tersenyum, mungkin kau sedang bermimpi indah. Ah, damainya wajahmu, Nak. Hati Ibu merasa tenang melihatmu seperti ini.
Kau adalah kesayangan semua orang, kau tahu itu? Tapi jangan jadi manja, ya? Jadilah orang yang mandiri, kuat dan tegar menghadapi kerasnya tempaan hidup. Orangtuamu ini bukan orang kaya yang bisa melimpahimu dengan materi. Tapi percayalah, kasih sayang dan cinta kami padamu tak terbatas. Lagipula, kau yang menentukan bahagiamu sendiri. Maka belajarlah untuk berbahagia, dengan segala apa adanya dirimu. Jangan pernah iri pada apa yang orang lain miliki sementara kau tidak. Kau istimewa. Percayalah pada dirimu sendiri, dan tentu saja, percayalah pada Tuhan. Dengan cara itu, kau akan dapati bahwa hidup itu indah.
Jadilah dirimu sendiri, Cantik. Ibu akan selalu jadi penggemar nomor satumu, selama kau melakukan hal yang benar. Ah, tapi sementara itu, nikmati saja dulu waktumu. Jadilah anak yang ceria. Bersenang-senanglah dulu. Resapi kepolosan kanak-kanakmu. Tak perlu kau risaukan riak gelombang hidup. Nanti kalau sudah tiba waktumu menjadi dewasa, baru kau pikirkan. Dan kalau kau butuh tempat bersandar, Ibu akan selalu ada untukmu.
Hugs and kisses,
Ibu.
Jumat, 23 September 2011
SAAT KAU TIDUR
My beloved Kirana,
saat menulis ini, Ibu sedang berbaring di sampingmu yang sedang tidur. Menatap wajah mungilmu, mendengar hela nafasmu, menghirup aroma tubuhmu dari jarak sedekat ini adalah berkah bagi Ibu.
Ibu sayang padamu, Matahariku. Tumbuhlah jadi orang yang kuat. Jadilah cahaya bagi orang-orang di sekitarmu kelak. Tapi sementara ini, nikmati saja waktumu. Jadilah anak yang bahagia. Dan kalau kau sudah lelah bermain, tidurlah. Ibu di sini menjagamu.
Kiss kiss,
Ibu.
saat menulis ini, Ibu sedang berbaring di sampingmu yang sedang tidur. Menatap wajah mungilmu, mendengar hela nafasmu, menghirup aroma tubuhmu dari jarak sedekat ini adalah berkah bagi Ibu.
Ibu sayang padamu, Matahariku. Tumbuhlah jadi orang yang kuat. Jadilah cahaya bagi orang-orang di sekitarmu kelak. Tapi sementara ini, nikmati saja waktumu. Jadilah anak yang bahagia. Dan kalau kau sudah lelah bermain, tidurlah. Ibu di sini menjagamu.
Kiss kiss,
Ibu.
SURAT UNTUK KIRANA
Dear Kirana,
ini pertama kalinya Ibu menulis untukmu. Mulai hari ini Ibu akan berusaha sesering mungkin menulis untukmu, tentang hari-harimu, untuk kau baca sendiri suatu saat nanti. Agar kau tahu betapa Ibu menyayangimu. Agar kau tahu betapa kau telah membuat hidup Ibu jauh lebih bermakna.
Hmm.. Ibu mulai dari mana ya? Umurmu sekarang sudah 3,5 bulan. Kau sudah 2 kali lebih berat daripada waktu kau lahir. Baju-baju newborn-mu pun sudah mulai kekecilan. Kau semakin besar, Kirana. Kau sudah bisa mengangkat kepalamu saat ditengkurapkan. Bahkan kadang kau bisa menggeser badanmu sendiri. Tapi kau belum bisa tengkurap sendiri. Bisanya baru miring-miring saja.
Kau suka sekali tertawa. Kau anak yang ramah. Senyummu manis sekali, kau tahu itu? Melihat kau tersenyum pada Ibu, adalah pelipur lara buat Ibu. Dan jika kau tersenyum pada Ibu tepat sebelum kau tertidur, rasanya terharu sekali..
Kau juga suka berceloteh. Kalau kau sudah mulai berceloteh, wuih..., ramainya bukan main! Saat kau berceloteh, badanmu tak bisa diam. Tangan, kaki, badan, semuanya ikut bergerak. Heboh sekali. Kau suka diajak bicara. Kalau diajak ngobrol, kau pasti bereaksi seolah-olah kau paham apa yang orang katakan padamu.
Kau anak yang manis. Kalau terbangun tengah malam karena lapar, sangat jarang kau menangis. Kau hanya sibuk sendiri menghisap jari-jarimu sambil sesekali mengeluarkan suara lirih, menunggu Ibu bangun. Dan ketika Ibu bangun, kau tidak menangis. Kau tersenyum pada Ibu. Kalau bangun subuh-subuh, setelah minum susu, kau mengajak Ibu bermain-main. Berceloteh tanpa henti. Dan kalau kau sudah lelah berceloteh, kau akan mulai berteriak. Itu tandanya kau mulai mengantuk dan minta digendong.
Ibu sayang sekali padamu, Nak. Kau adalah cahaya Ibu, seperti namamu. Kau adalah hidup Ibu. Dan Ibu akan berusaha semampu Ibu untuk membahagiakanmu, selalu, selamanya.
Love,
Ibu.
ini pertama kalinya Ibu menulis untukmu. Mulai hari ini Ibu akan berusaha sesering mungkin menulis untukmu, tentang hari-harimu, untuk kau baca sendiri suatu saat nanti. Agar kau tahu betapa Ibu menyayangimu. Agar kau tahu betapa kau telah membuat hidup Ibu jauh lebih bermakna.
Hmm.. Ibu mulai dari mana ya? Umurmu sekarang sudah 3,5 bulan. Kau sudah 2 kali lebih berat daripada waktu kau lahir. Baju-baju newborn-mu pun sudah mulai kekecilan. Kau semakin besar, Kirana. Kau sudah bisa mengangkat kepalamu saat ditengkurapkan. Bahkan kadang kau bisa menggeser badanmu sendiri. Tapi kau belum bisa tengkurap sendiri. Bisanya baru miring-miring saja.
Kau suka sekali tertawa. Kau anak yang ramah. Senyummu manis sekali, kau tahu itu? Melihat kau tersenyum pada Ibu, adalah pelipur lara buat Ibu. Dan jika kau tersenyum pada Ibu tepat sebelum kau tertidur, rasanya terharu sekali..
Kau juga suka berceloteh. Kalau kau sudah mulai berceloteh, wuih..., ramainya bukan main! Saat kau berceloteh, badanmu tak bisa diam. Tangan, kaki, badan, semuanya ikut bergerak. Heboh sekali. Kau suka diajak bicara. Kalau diajak ngobrol, kau pasti bereaksi seolah-olah kau paham apa yang orang katakan padamu.
Kau anak yang manis. Kalau terbangun tengah malam karena lapar, sangat jarang kau menangis. Kau hanya sibuk sendiri menghisap jari-jarimu sambil sesekali mengeluarkan suara lirih, menunggu Ibu bangun. Dan ketika Ibu bangun, kau tidak menangis. Kau tersenyum pada Ibu. Kalau bangun subuh-subuh, setelah minum susu, kau mengajak Ibu bermain-main. Berceloteh tanpa henti. Dan kalau kau sudah lelah berceloteh, kau akan mulai berteriak. Itu tandanya kau mulai mengantuk dan minta digendong.
Ibu sayang sekali padamu, Nak. Kau adalah cahaya Ibu, seperti namamu. Kau adalah hidup Ibu. Dan Ibu akan berusaha semampu Ibu untuk membahagiakanmu, selalu, selamanya.
Love,
Ibu.
Minggu, 21 Agustus 2011
Kirana Today..
Kirana sudah 2,5 bulan. Badannya makin berisi. Kemarin waktu timbang berat badan di posyandu beratnya 5 kg. Makin cerewet, suka sekali mengoceh. Bahkan ketika jengkel atau menangis pun dia mengoceh. Kalau senang dia bilang "ugguu..", atau "agguu..". Kalau jengkel minta digendong sambil jalan-jalan dia pasti teriak "ngeng..ngeng..!". Kalau dimiringkan badannya selalu mau tengkurap. Kalau ditengkurapkan, sudah bisa angkat kepalanya agak lama. Tapi kalau capek angkat kepala, dan berusaha angkat lagi ga bisa-bisa, pasti teriak frustasi. Lagi hobi menjilat dan mainkan ludahnya. Kalau tangannya berhasil mendarat di mulutnya, klomohlah itu mukanya kena ludahnya. Sudah bisa melihat. Kalau diajak ngobrol, dia serius sekali menatap yang mengajak bicara, lalu ketawa genit. Tadi pagi saya kasih liat mukanya dia di cermin. Dia pandangi sebentar, lalu ketawa keras. Trus pas dia nangis, saya kasih liat lagi mukanya di cermin, eh, malah makin nangis, hehe..
She's just so adorable. And I'm so in love with her..
She's just so adorable. And I'm so in love with her..
Minggu, 07 Agustus 2011
..and I fall in love all over again..
Saya jatuh cinta lagi. Cinta pada pandangan pertama, yang terus bertumbuh setiap detiknya. Cinta yang begitu besar, sampai meluap, tumpah ruah. Saya jatuh cinta, pada perempuan mungil ini, Kirana.
She's just so magical. Dia mampu menyihir saya, sehingga saya tak bisa berlama-lama jauh darinya. Dia mampu menyihir saya, sehingga saya tak bosan-bosan memandang wajah mungilnya.
Dia kini adalah pusat dunia saya. Segala sesuatu yang saya lakukan bermuara padanya. Dia memberi energi pada saya untuk menjadi kuat setiap hari. Dia memberikan semangat pada saya setiap hari.
Dia adalah hidup saya, jantung hati saya, jiwa saya. Dia sumber bahagia saya. Dia segalanya bagi saya. Saya tergila-gila padanya. Saya jatuh cinta. I'm truly falling in love all over again..
She's just so magical. Dia mampu menyihir saya, sehingga saya tak bisa berlama-lama jauh darinya. Dia mampu menyihir saya, sehingga saya tak bosan-bosan memandang wajah mungilnya.
Dia kini adalah pusat dunia saya. Segala sesuatu yang saya lakukan bermuara padanya. Dia memberi energi pada saya untuk menjadi kuat setiap hari. Dia memberikan semangat pada saya setiap hari.
Dia adalah hidup saya, jantung hati saya, jiwa saya. Dia sumber bahagia saya. Dia segalanya bagi saya. Saya tergila-gila padanya. Saya jatuh cinta. I'm truly falling in love all over again..
Rabu, 20 Juli 2011
ONE AND A HALF MONTH LATER..
Kirana sudah 1,5 bulan umurnya. Belum tau sih beratnya berapa, karena belum ditimbang lagi. Jumat lalu rencananya mau pergi ke posyandu tapi malah hujan sepanjang hari, jadi batal deh. Trus besok-besoknya juga gerimis mengundang terus. Keluar di teras rumah aja kedinginan, jadi ga berani bawa ke puskesmas. Tapi yang jelas, kalo gendong Kirana makin terasa beratnya. Pundak dan lengan makin gampang pegel. Pipinya juga makin bulat, seperti menyimpan bakpau di mulutnya. Karena pipinya makin tembem, matanya jadi keliatan makin sipit, hehe.. ^_^
Kirana juga mulai suka mengoceh. Mulai mengeluarkan bunyi-bunyian dari mulutnya selain tangisan. "Aah..", "uuh..", "khuu..", "khaay..", "nggin..". Ga tau juga maksudnya apa, hehe.. Kalau siang susah tidur, maunya digendong kalau tidur. Begitu ditaruh di tempat tidur, ga lama kemudian bangun, terus main-main sendiri, kaki-tangan-badan bergerak semua sambil mengoceh. Kalau sudah bosan, baru menangis. Dan kalau sudah menangis, suaranya keras sekali..! ^_^
Belakangan ini Kirana mulai belajar menghisap-hisap jarinya. Kalau pas dapat jempolnya, ya dia hisap-hisap jempolnya. Tapi kalau ga bisa masukin jempol atau jari ke mulut, ya itu tangan dia jilat-jilat.
Lain lagi kalau ditengkurapin. Kepalanya diangkat-angkat sebentar, karena belum kuat lehernya. Kakinya digerak-gerakkan seolah-olah mau merangkak. Lucu sekali..
Ah, Kirana.. It's so amazing to see your growth each and every day. Cepat besar ya, Nak.. Mom and Dad love you..
Kirana juga mulai suka mengoceh. Mulai mengeluarkan bunyi-bunyian dari mulutnya selain tangisan. "Aah..", "uuh..", "khuu..", "khaay..", "nggin..". Ga tau juga maksudnya apa, hehe.. Kalau siang susah tidur, maunya digendong kalau tidur. Begitu ditaruh di tempat tidur, ga lama kemudian bangun, terus main-main sendiri, kaki-tangan-badan bergerak semua sambil mengoceh. Kalau sudah bosan, baru menangis. Dan kalau sudah menangis, suaranya keras sekali..! ^_^
Belakangan ini Kirana mulai belajar menghisap-hisap jarinya. Kalau pas dapat jempolnya, ya dia hisap-hisap jempolnya. Tapi kalau ga bisa masukin jempol atau jari ke mulut, ya itu tangan dia jilat-jilat.
Lain lagi kalau ditengkurapin. Kepalanya diangkat-angkat sebentar, karena belum kuat lehernya. Kakinya digerak-gerakkan seolah-olah mau merangkak. Lucu sekali..
Ah, Kirana.. It's so amazing to see your growth each and every day. Cepat besar ya, Nak.. Mom and Dad love you..
Sabtu, 09 Juli 2011
ASAL USUL NAMA
Namanya Kirana. Lengkapnya Fatihah Kirana Raisha. Fatihah berarti pembuka dalam bahasa arab. Saya pilih karena selain Kirana adalah anak pertama, juga agar dia selalu ingat Gusti Allah dan Quran-nya. Tadinya mau pakai Alula, yang artinya anak pertama. Tapi setelah dipikir-pikir, akhirnya pilih Fatihah saja. Nama Fatihah ini adalah yang terakhir dipilih sebagai bagian dari namanya Kirana.
Kirana, berasal dari bahasa Sansekerta. Artinya cahaya terang. Sebenarnya waktu tahu kemungkinan anak saya perempuan, nama yang pertama kali terlintas adalah Amira, singkatan dari anak pertama Ayi-Rasyid. Tapi berhubung sinetron yang tokoh utamanya bernama Amira makin naik daun, akhirnya nama itu batal dipakai. Takut disangka penggemar sinetron, kesannya kok emak-emak banget. Sebagai gantinya, yang langsung terlintas di kepala saya adalah Kirana. Entah kenapa saya suka sekali nama itu. Tapi awalnya saya ga tahu artinya apa. Setelah googling, ternyata artinya bagus, ya sudah, diputuskan bahwa namanya adalah Kirana.
Raisha, dalam bahasa arab artinya pemimpin. Awalnya ini adalah penggabungan nama saya dan papanya : Rasyid-Ayi satu, maksudnya anak pertama Rasyid dan Ayi gitu.. Dan ternyata artinya juga bagus, jadi makin mantap pakai nama ini.
Jadi, kalau digabung arti nama Fatihah Kirana Raisha kurang lebih adalah 'anak pertama yang menjadi cahaya terang dan (Insya Allah) jadi pemimpin'. Yak, semua bilang Amin.. AAAMIIIN...
Kirana, berasal dari bahasa Sansekerta. Artinya cahaya terang. Sebenarnya waktu tahu kemungkinan anak saya perempuan, nama yang pertama kali terlintas adalah Amira, singkatan dari anak pertama Ayi-Rasyid. Tapi berhubung sinetron yang tokoh utamanya bernama Amira makin naik daun, akhirnya nama itu batal dipakai. Takut disangka penggemar sinetron, kesannya kok emak-emak banget. Sebagai gantinya, yang langsung terlintas di kepala saya adalah Kirana. Entah kenapa saya suka sekali nama itu. Tapi awalnya saya ga tahu artinya apa. Setelah googling, ternyata artinya bagus, ya sudah, diputuskan bahwa namanya adalah Kirana.
Raisha, dalam bahasa arab artinya pemimpin. Awalnya ini adalah penggabungan nama saya dan papanya : Rasyid-Ayi satu, maksudnya anak pertama Rasyid dan Ayi gitu.. Dan ternyata artinya juga bagus, jadi makin mantap pakai nama ini.
Jadi, kalau digabung arti nama Fatihah Kirana Raisha kurang lebih adalah 'anak pertama yang menjadi cahaya terang dan (Insya Allah) jadi pemimpin'. Yak, semua bilang Amin.. AAAMIIIN...
Saatnya bertemu..
Senin, 6 Juni 2011, 2 hari sebelum HPL. Waktu itu kira-kira jam 11 siang. Saya lagi buka-buka situs Youtube, lihat-lihat video klip musik. Lagi asyik-asyiknya searching lagu-lagunya Jewel, tiba-tiba perut terasa kencang sekali. Awalnya saya abaikan, karena memang sering terasa seperti itu. Tapi ketika ga lama kemudian terasa lagi, saya mulai menghitung waktunya. Lima belas menit sekali, teratur. Sepertinya sudah mendekati waktunya. Saya tunggu sampai siang, durasinya masih tetap, tidak berkurang dan tidak bertambah. Artinya masih belum perlu panik. Lagipula belum terasa mules atau sakit perut seperti yang orang-orang bilang. Bilang sama suami, ditanya mau ke Rumah Sakit atau belum, saya jawab belum perlu. Kan kata bidan ke Rumah Sakit-nya kalau sudah 5 menit sekali. Dan lagi, saya sebetulnya ga suka Rumah Sakit. Jadi daripada kelamaan di Rumah Sakit malah bikin stres, maka saya putuskan untuk menunggu.
Sore, masih menghitung waktu. Masih sama, belum ada perubahan. Cuma sudah ada flek, tapi sedikit. Saya SMS ibu di Jogja, kata ibu lebih baik ke Rumah Sakit sekarang, daripada tengah malam malah susah. Tapi insting saya bilang, menunggu sampai pagi ga masalah. Dan lagi, saya putuskan untuk menunggu. Malamnya saya hampir ga bisa tidur. Kontraksi makin sering, dan makin terasa ga nyaman. Mules yang kata teman saya seperti "seperti mau BAB campur mules haid hari pertama" itu akhirnya terasa. Tapi karena masih gelap gulita, saya (masih) memutuskan untuk menunggu sampai subuh.
Subuh, 7 Juni 2011. Mulesnya makin nggak nahan. Kontraksi sudah 5 menit sekali. Bangunin suami, bilang mau ke Rumah Sakit sekarang. Setelah siap-siap, tanpa mandi, jam 6 kurang sedikit berangkat ke Rumah Sakit. Langsung ke UGD, karena loket umum jelas belum buka. Di UGD cuma didaftar, terus diantar ke ruang perawatan obgyn. Perut makin ga karuan rasanya. Untuk berjalan saja tertatih-tatih. Setelah sampai di ruang bersalin, diperiksa oleh bidan, ternyata baru pembukaan 2. Sempat syok, karena saya pikir sudah pembukaan banyak, eh ternyata baru pembukaan 2. Saya sempat khawatir kalau-kalau malam baru lahir. Oleh bidan disarankan untuk jalan-jalan dulu, atau tidur di kamar rawat inap. Maka saya jalan-jalan di sekitar situ. Tapi mulesnya makin kuat, baru jalan berapa langkah sudah kontraksi lagi, dan ga kuat buat jalan. Akhirnya sekitar jam 08.30 saya memutuskan untuk berbaring saja di kamar. Di kamar pun ternyata ga membuat tenang. si Junior makin sering menggeliat di dalam perut. Sekitar 1 jam tidur-tiduran, keluar darah seperti haid. Lapor sama bidan, langsung disuruh masuk ruang bersalin.
Di ruang bersalin, disuruh untuk berbaring lagi. Perut rasanya makin seperti terputar-putar. Seperti dipelintir-pelintir. Nafas seperti tinggal satu-satu. Tiap kontraksi datang, bawaannya mau mengejan, tapi dilarang mengejan karena belum waktunya. Ah, serba salah. Akhirnya setelah benar-benar ga dapat ditahan rasa ingin mengejannya, diperiksa lagi, masih pembukaan 5. Disuruh menunggu lagi. Hiks, pengen nangis rasanya. Tapi ga lama kemudian, waktu saya hampir teriak-teriak karena ga tahan dengan mulesnya, bidan periksa lagi, sudah pembukaan lengkap.
Semuanya segera dipersiapkan. Bidan dan asisten-asistennya mulai bersiap di posisi. Saya deg-degan, akan seperti apa rasanya? Suami dan ibu mertua ada di samping menemani. Lalu prosesnya pun dimulai. Mengejan, lalu ambil nafas, huf..huf..huf... Dan setelah sekitar 4-5 kali mengejan, tanpa bantuan tambahan, jam 11.07, lahirlah Kirana. Rasanya waktu Kirana lahir..., seperti..., bagaimana bilangnya ya..?? Dibilang sakit, ga juga.. Dibilang ga sakit, ya sakit juga.. Tengah-tengahlah. Yang jelas ternyata ga sesakit yang dibilang orang-orang. Bayangan saya bahwa melahirkan itu sakitnya minta ampun, karena ada teman yang melahirkan sampai merobek baju suaminya, akhirnya tidak terbukti. Apalagi karena prosesnya cepat, jadi rasa sakit itu belum sempat terekam dan mengendap di otak. Tapi pas dijahit...., itu baru sakit banget. Bagaimana ga sakit kalau dijahit tanpa dibius, terasa sekali waktu itu jarum menusuk, terus pas benangnya ditarik.. Bahkan sekarang pun masih terasa ngilu kalau ingat lagi waktu itu.
Lalu, saat yang ditunggu pun tiba. Saya bertemu dengan Kirana. And she's so beautiful. Pipinya tembem. Beratnya 3 kg, panjang 48 cm. Kata suami sih mirip saya, hehe.. Dan semua rasa sakit dan penantian panjang itu terbayarkan. Yang ada cuma perasaan bahagia dan bahagia. Dan saya pun jatuh cinta lagi, pada malaikat kecil bernama Kirana.. WELCOME TO THE WORLD, BABY GIRL.., it's a crazy world, but mom and dad will always be there for you..
Sore, masih menghitung waktu. Masih sama, belum ada perubahan. Cuma sudah ada flek, tapi sedikit. Saya SMS ibu di Jogja, kata ibu lebih baik ke Rumah Sakit sekarang, daripada tengah malam malah susah. Tapi insting saya bilang, menunggu sampai pagi ga masalah. Dan lagi, saya putuskan untuk menunggu. Malamnya saya hampir ga bisa tidur. Kontraksi makin sering, dan makin terasa ga nyaman. Mules yang kata teman saya seperti "seperti mau BAB campur mules haid hari pertama" itu akhirnya terasa. Tapi karena masih gelap gulita, saya (masih) memutuskan untuk menunggu sampai subuh.
Subuh, 7 Juni 2011. Mulesnya makin nggak nahan. Kontraksi sudah 5 menit sekali. Bangunin suami, bilang mau ke Rumah Sakit sekarang. Setelah siap-siap, tanpa mandi, jam 6 kurang sedikit berangkat ke Rumah Sakit. Langsung ke UGD, karena loket umum jelas belum buka. Di UGD cuma didaftar, terus diantar ke ruang perawatan obgyn. Perut makin ga karuan rasanya. Untuk berjalan saja tertatih-tatih. Setelah sampai di ruang bersalin, diperiksa oleh bidan, ternyata baru pembukaan 2. Sempat syok, karena saya pikir sudah pembukaan banyak, eh ternyata baru pembukaan 2. Saya sempat khawatir kalau-kalau malam baru lahir. Oleh bidan disarankan untuk jalan-jalan dulu, atau tidur di kamar rawat inap. Maka saya jalan-jalan di sekitar situ. Tapi mulesnya makin kuat, baru jalan berapa langkah sudah kontraksi lagi, dan ga kuat buat jalan. Akhirnya sekitar jam 08.30 saya memutuskan untuk berbaring saja di kamar. Di kamar pun ternyata ga membuat tenang. si Junior makin sering menggeliat di dalam perut. Sekitar 1 jam tidur-tiduran, keluar darah seperti haid. Lapor sama bidan, langsung disuruh masuk ruang bersalin.
Di ruang bersalin, disuruh untuk berbaring lagi. Perut rasanya makin seperti terputar-putar. Seperti dipelintir-pelintir. Nafas seperti tinggal satu-satu. Tiap kontraksi datang, bawaannya mau mengejan, tapi dilarang mengejan karena belum waktunya. Ah, serba salah. Akhirnya setelah benar-benar ga dapat ditahan rasa ingin mengejannya, diperiksa lagi, masih pembukaan 5. Disuruh menunggu lagi. Hiks, pengen nangis rasanya. Tapi ga lama kemudian, waktu saya hampir teriak-teriak karena ga tahan dengan mulesnya, bidan periksa lagi, sudah pembukaan lengkap.
Semuanya segera dipersiapkan. Bidan dan asisten-asistennya mulai bersiap di posisi. Saya deg-degan, akan seperti apa rasanya? Suami dan ibu mertua ada di samping menemani. Lalu prosesnya pun dimulai. Mengejan, lalu ambil nafas, huf..huf..huf... Dan setelah sekitar 4-5 kali mengejan, tanpa bantuan tambahan, jam 11.07, lahirlah Kirana. Rasanya waktu Kirana lahir..., seperti..., bagaimana bilangnya ya..?? Dibilang sakit, ga juga.. Dibilang ga sakit, ya sakit juga.. Tengah-tengahlah. Yang jelas ternyata ga sesakit yang dibilang orang-orang. Bayangan saya bahwa melahirkan itu sakitnya minta ampun, karena ada teman yang melahirkan sampai merobek baju suaminya, akhirnya tidak terbukti. Apalagi karena prosesnya cepat, jadi rasa sakit itu belum sempat terekam dan mengendap di otak. Tapi pas dijahit...., itu baru sakit banget. Bagaimana ga sakit kalau dijahit tanpa dibius, terasa sekali waktu itu jarum menusuk, terus pas benangnya ditarik.. Bahkan sekarang pun masih terasa ngilu kalau ingat lagi waktu itu.
Lalu, saat yang ditunggu pun tiba. Saya bertemu dengan Kirana. And she's so beautiful. Pipinya tembem. Beratnya 3 kg, panjang 48 cm. Kata suami sih mirip saya, hehe.. Dan semua rasa sakit dan penantian panjang itu terbayarkan. Yang ada cuma perasaan bahagia dan bahagia. Dan saya pun jatuh cinta lagi, pada malaikat kecil bernama Kirana.. WELCOME TO THE WORLD, BABY GIRL.., it's a crazy world, but mom and dad will always be there for you..
Langganan:
Postingan (Atom)